Bulungan Raih Penghargaan Penanganan Stunting

Ingkong Ala : 2024 Ditargetkan Turun Hingga 17 Persen

TANJUNG SELOR – Kabupaten Bulungan meraih penghargaan
Terbaik I atas Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) tahun 2023.

Penghargaan itu diterima Wakil Bupati (Wabup) Bulungan, Ingkong Ala, pada <span;>Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana dan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting (FKPPS) Provinsi Kaltara di Kota Tarakan, Kamis 22 Juni 2023.

Selain itu, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bulungan juga berhasil meraih Terbaik II setelah Kota Tarakan versi data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

“Penghargaan ini berkat kerja keras dan kerjasama antar perangkat daerah, pemangku Kepentingan termasuk TP-PKK Bulungan. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dan bersinergi menurunkan angka Stunting di Bulungan,” ungkap Ingkong Ala saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (23/6/2023).


Dikatakannya, angka prevalensi stunting di Bulungan turun atau berkurang sejak tiga tahun terakhir. Berdasarkan data tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Bulungan,pada 2021 lalu tercatat prevalensi stunting di Bulungan sebesar 22,9 persen.

“Kemudian di tahun 2022 sebesar 18,9 persen atau turun 4 persen, tahun ini (2023) kita targetkan berada di angka 11 persen atau turun 17,22 persen,” ujarnya.

Secara nasional, lanjut wabup, prevalensi stunting di Bulungan ditargetkan sebesar 13,81 persen pada 2024 mendatang.

“Kita optimis target 11 persen atau berada dibawah target nasional bisa tercapai. Apalagi, upaya yang kita lakukan sekarang ini sudah sangat bagus,” ujarnya.

Dijelaskannya, penanganan stunting di Bulungan menggunakan Konsep Penta-helix atau multipihak. Seperti melibatkan para akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media massa.

“Konsep ini cukup baik, minimal itu perusahaan atau kepala OPD (organisasi perangkat daerah) bisa membantu 1 anak stunting,” jelasnya.

Ditegaskannya, penurunan dan pencegahan stunting harus dilakukan sejak masa kehamilan dengan memperhatikan gizi ibu hamil. Kemudian, mencegah terjadi pernikahan dini.

“Tahun ini ada beberapa desa atau kelurahan yang menjadi lokus intervensi penurunan stunting,” tegasnya.

Diantaranya desa Ruhui Rahayu, Kelubir, Tanah Kuning, Mangkupadi, Sajau Hilir, Selimbatu, Sekatak Buji dan Kelurahan Tanjung Selor Timur.

“Sebelumnya, tim dari provinsi juga sudah melakukan penilaian terhadap beberapa lokus intervensi penurunan stunting di Bulungan,” pungkasnya.(*)