TANJUNG SELOR – Rencana pembangunan Jembatan Bulan (Bulungan-Tarakan) di Kalimantan Utara (Kaltara) hingga saat ini masih jauh api dari panggang atau belum diketahui pasti rencana pembangunannya.
Hal ini diungkapkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara, Albertus Stefanus Marianus Baya, belum lama ini.
Apalagi, rencana pembangunan Jembatan Bulan ini belum pernah dilakukan pembahasan perencanaan pembangunannya antara DPRD dan eksekutif atau Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara.
“Terkait rencana pembangunan jembatan bulan itu kita (legislatif) belum tahu perkembangannya. Tentu perlu kajian teknis dahulu, dalam standar ilmiahnya itu ada feasibility study (FS) atau studi kelayakan,” ungkap Albertus.
Kajian teknis, lanjut Albertus, sangat perlu dilakukan sehingga pembangunan jembatan dengan biaya triliunan itu bisa direalisasikan atau tidak.
“Salah satu indikator yang menjadi pertimbangan Banggar (Badan Anggaran) di DPRD adalah kajian-kajian yang ilmiah,” tegasnya.
FS ini penting untuk bisa memberikan dampak ke depan, baik secara teknis maupun perencanaan sehingga itu bisa dipertanggungjawabkan.
“Apalagi seperti diberitakan media bahwa estimasi kebutuhan anggaran untuk membangun Jembatan Bulan ini mencapai Rp 8-10 triliun. Kan, APBD kita tidak sanggup membiayai itu semua,” jelasnya.
Artinya, harus melihat sejauh mana potensi keuangan daerah untuk membangun.
“Kemudian dikaitkan juga dengan situasi dan kondisi riil yang ada di lapangan, jika itu menjadi prioritas untuk dibangun, ya silahkan. Rencana Jembatan Bulan ini bisa jadi alternatif, maka harus dipertimbangkan lagi. Karena masih ada pilihan-pilihan lain. Apalagi, kebutuhan pembangunan jembatan di kaltara masih banyak, seperti di wilayah Perbatasan,” ujar Albertus.
Hal senada diungkapkan Gubernur Kaltara, Zainal A Paliwang. Selain membutuhkan biaya yang sangat besar, pihak swasta yang ingin berinvestasi membangun jembatan Bulan pasti menginginkan pengembalian dananya dalam waktu yang tidak terlalu lama.
“Kalau ada investor yang ingin membangun ya silahkan, tapi jika kita lihat biaya yang akan dikeluarkan sangat besar. Tentu investor punya perhitungan kapan modal investasinya bisa kembali dengan waktu tidak terlalu lama,” ungkap Gubernur.
Zainal mengaku, untuk rencana pembangunan Jembatan Bulan, belum ada investor yang berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara atau menyatakan tertarik untuk membangunnya.
“Prinsipnya, semua pasti menginginkan dananya kembali. Kita melihat jembatan yang kita buat di Kaltara ini, kita utamakan yang betul-betul manfaatnya banyak dan prioritas dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti di daerah pedalaman dan perbatasan,” pungkasnya.(*)