TANJUNG SELOR – Dalam kegiatan peluncuran produk hilirisasi kakao Bupati Bulungan Syarwani, S.Pd.M.Si menyatakan akan menjadikan Desa Pejalin dan Antutan menjadi wilayah Agro-Edu-Wisata. Sebab, kedua desa tersebut merupakan wilayah sentra perkebunan kakao.
Bupati Syarwani menerangkan, Agro Edu Wisata dapat menawarkan konsep pengalaman pada pengunjung tentang kehidupan di wilayah pertanian. Pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh petani di dua desa ini. Termasuk bagaimana proses pengolahan biji kakao dari awal hingga menjadi produk coklat.
“Pelibatan wisatawan dalam kegiatan pertanian hingga ke pengolahan. Dengan menekankan prinsip pendidikan dan pemberdayaan masyarakat lokal,”katanya.
Menurutnya, menjadikan Desa Pejalin dan Antutan menjadi kawasan Agro-Edu-Wisata merupakan konsep pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan.
“Orang datang ke Pejalin dan Antutan tidak hanya melihat pohon kakao-nya saja. Bisa menikmati coklat panas atau produk coklatnya bisa menjadi oleh-oleh khas dari desa ini,”tambahnya.
Diterangkan, potensi pengembangan sektor pertanian di kawasan kehutanan Kabupaten Bulungan sangat luas. Bahkan pemerintah pusat telah melegalisasi pengelolaan kawasaan hutan seluas 4.600 hektar di Kabupaten Bulungan untuk pengembangan sektor pertanian.
“Lahan kita sangat luas untuk kita kembangkan untuk lahan pertanian. Kabar baiknya, ada 4.600 hektar yang diberikan untuk pengembangan kawasan pertanian di Kabupaten Bulungan. Dari 10 ribu hektar yang diberikan pemerintah pusat untuk Provinsi Kaltara hal ini sangat mendukung upaya kita dalam pengembangan sektor pertanian,”jelasnya.
Program ketahanan pangan Kabupaten Bulungan, tidak hanya berbicara tentang komoditas padi maupun coklat saja. Pengembangan komoditas pertanian lain juga terus dilakukan dengan menyesuaikan potensi yang dimiliki, hal tersebut mendapat perhatian dan dukungan serius Kementrian Pertanian.
“Jika ingin melihat produk hilirisasi biji kakao menjadi coklat datanglah ke Desa Pejalin dan Antutan. Belilah produk yang dihasilkan oleh para petani kita,”ajak bupati.
Dirinya memastikan, produk hilirisasi coklat dari Desa Pejalin dan Antutan dalam waktu dekat akan bisa dijumpai di beberapa Café di Bulungan.
“Insya Allah nantinya produk coklat ini bisa kita jumpai di cafe yang ada di Kabupaten Bulungan,”tambahnya.
Produk yang dihasilkan dari rumah produksi ini, telah memiliki jaminan keamanan pangan. Baik sertifikat halal, hingga higienitas yang melalui proses uji kelayakan dan keamanan bahan pangan oleh Dinas Kesehatan.
Disisi lain, M.Fauzan Ridha, S.Pt, M.Sc Ketua Tim Kerja Pemasaran Internasional Direktorat Jenderal Pertanian yang turut menghadiri acara launching hilirisasi kakao di Desa Antutan Kecamatan Tanjung Palas menyatakan dukungan terhadap upaya inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Bulungan.
“Kami sangat mengapresiasi gagasan dan inisiasi dari Pemda Bulungan meningkatkan nilai tambah di dua desa ini,”ungkapnya.
Dirinya mengakui, selama ini Kementerian Pertanian belum banyak memberi bantuan terhadap pengembangan sektor pertanian di Bulungan.
“Kami akui belum banyak bantuan yang diberikan untuk Kabupaten Bulungan, kami mengharapkan kepala Dinas Pertanian. Bisa mengusulkan melalui APBN untuk pengadaan alat-alat pasca panen dan alat pengolahan hasil pertanian,”harapnya.
Termasuk dari segi pembenihanya, jika varietas yang di tanaman di Desa Antutan dan Pejalin jenis Masamba Cacao Cloning (MCC) tidak menuntut kemungkinan dihadirkan varietas lain untu meningkatkan produktivitasnya.
“Kami akan support (dukung), saya harap kepala dinas bisa mengusulkan proposal pada kami sehingga pengembangan pertanian di Bulungan bisa dibantu melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),”jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, M.Fauzan juga menyicipi produk olahan kakao,dirinya mengatakan dari segi rasa sudah cukup baik. Tinggal peningkatan branding kemasan yang perlu diperbaiki.
“Untuk rasa (produk coklat) sudah cukup bagus, tinggal branding kemasan yang perlu diperbaiki. Supaya lebih menonjolkan identitas produk tersebut,”tuntasnya.(*)