TARAKAN – Pemilu 2024 baru saja selesai, biasanya para Calon legislatif (Caleg) terpilih mengendorkan ikat pinggang sejenak. Mengurangi aktivitas politik, untuk memulihkan stamina dan mental.
Berbeda dengan Anggota Komisi VI DPR RI yang kembali terpilih dari PDI Perjuangan, Deddy Sitorus meraih suara terbanyak ke dua di Dapil Kalimantan Utara (Kaltara) itu kembali tancap gas di daerah pemilihannya (Dapil)
‘’Sebelumnya, dua minggu setelah Pemilu, saya menyerahkan bantuan Pemadam tiga roda kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan. Minggu ini saya kembali memberikan bantuan peralatan pertanian kepada puluhan kelompok tani,’’ jelas Deddy Sitorus, Minggu 31 Maret 2024.
Langkah anggota Komisi 6 DPR RI ini memang terbilang unik. Biasanya, pasca Pileg, banyak politisi hilang dari peredaran. Tidak berkegiatan sama sekali, Hal ini pun banyak jadi pertanyaan para pemilih. Mereka bahkan sampai menuduh, habis manis sepah dibuang.
Tudingan ini pun dihindari Deddy Sitorus, meski ditengah padatnya jadwal partai pasca Pemilu, Ayah tiga anak ini tetap meluangkan waktu datang ke dapilnya. Ditemani sang Istri Ida Suryani dan Sophie anak bungsunya pada Kamis (28/3/2024), Deddy menuju Tarakan.
Menjelang petang, Deddy sudah ditunggu kegiatan bersama puluhan pelaku UMKM di Hotel Duta. Pukul 16.00 wita lantas bergegas mengikuti ibadah Paskah di Gereja Katolik Imakulata, Kampung Baru Tarakan.
‘’Ini sudah menjadi tradisi kami sekeluarga. Selama ada waktu, setiap ibadah Paskah saya berupaya ibadah di Kaltara,’’ kata Deddy.
Keesokan harinya, Deddy Sitorus menyerahkan sejumlah bantuan peralatan pertanian kepada 70 kelompok tani se Kaltara. Total bantuan tak tanggung-tanggung bernilai Sekira Rp 2 miliar, bantuan ini dari PT Penanaman Modal Madani (PNM).
Dimulai di Tarakan, Deddy menyerahkan bantuan untuk 30 kelompok tani. 7 kelompok tani Tarakan Utara, 4 Tarakan Timur, dan 19 kelompok tani Tarakan Barat. Apa saja bantuannya?
‘’Cultivator 30 unit, pompa air irigasi 30 unit, tenda 30 unit dan cupsealer 30 unit. Ini semua usulan warga yang saya tindak lanjuti,’’ tandasnya.
Setelah itu bantuan kembali diserahkan di rumah aspirasi Deddy Sitorus Jalan Boom Panjang. Kali ini bantuan untuk UMKM. Ada panci, mesin kemasan dan beberapa jenis bantuan lainnya.
Itu di Tarakan, kemudian pada Sabtu (30/3/2024) siang, Deddy Sitorus dan rombongan bergegas ke Tanjung Selor.
Kesempatan menuju Ibu Kota Kaltara itu dimanfaatkan Deddy Sitorus sekaligus membuang stres.
‘’Ini yang gue selalu tunggu-tunggu, bawa speed ke Tanjang Selor. Obat mujarap menghilangkan stres,’’ cerita Deddy sambil memegang kemudi speed.
Berlabuh di Kulteka, Deddy lantas menuju Keuskupan. Disini Deddy bertemu dengan Uskup Tanjung Selor Mgr Paulinus Yan Olla. Deddy ingin mengucapkan terimakasih atas doa yang telah disampaikan Uskup hingga Ia berhasil kembali ke Senayan.
Petangnya, di Posko Pemenangan Tanjung Selor Jalan Gapensi, Deddy menyerahkan bantuan peralatan pertanian dan tenda UMKM.
Kembali ke Tarakan, keesokan harinya Deddy bersama dr Khairul memberikan bantuan mobil sampah tiga roda di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Prumnas, Karang Anyar Tarakan Barat.
Saat sambutan, dr Khairul menyampaikan apresiasi atas kontribusi Deddy Sitorus untuk Kota Tarakan.
“Kenapa saya mendukung Deddy Sitorus? Yah, beliau sudah terbukti dan teruji kontribusinya untuk Kota Tarakan. Mobil sampah tiga roda ini hanya salah satu dari sekian banyak bantuan yang telah disalurkan beliau,’’ ujar Khairul.
Deddy yang berada disebelahnya pun tersenyum.
Deddy pun mengaku mengapa begitu sering menyalurkan bantuan ke Kota Tarakan, karena komunikasi yang baik dengan dr Khairul sejak menjabat walikota Tarakan hingga purna tugas
Di depan para Ketua RT Karang Anyar Bersatu itu pula, Deddy menyatakan sengaja menunda penyerahan setelah Pemilu. Padahal bantuan ini bisa menjadi alat mendulang suara.
‘’Sebenarnya bisa saya serahkan selama kampanye. Toh tidak melanggar aturan. Tapi saya memilih untuk menundanya. Biar saja warga memilih saya bukan berdasarkan bantuan yang saya serahkan. Terbukti kok, di Tarakan suara saya naik dua kali lipat dibandingkan pemilu lima tahun lalu,’’ tegas Deddy.
Begitulah cara Deddy berpolitik. Ia tidak menganut politik segala cara. Baginya kemenangan harus diraih secara bermartabat. Makanya, usai pemilu dia langsung ngegas. (*)