TANJUNG SELOR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan akan membangun berbagai fasilitas penunjang di kawasan Kebun Raya Bunda Hayati Tanjung Selor.
Keseriusan itu diungkapkan Bupati Bulungan, Syarwani saat gelar sosialisasi pengawasan dan penegakan hukum lingkungan di Kawasan Kebun Raya Bundayati, belum lama ini.
“Tahun 2024 ini, Pemkab telah alokasikan anggaran Rp30 miliar dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Bulungan. Untuk pembangunan fasilitas di kawasan seluas 86,5 hektar ini,” kata Syarwani.
“Fasilitas yang dibangun tahun ini diantaranya area jogging track, 1 unit embung serapan dan infrastruktur dasar lainnya. Saya yakin tahun depan (2025) bisa fungsional,” lanjutnya.
Dijelaskannya, saat ini dilakukan tahap pematangan lahan untuk lapangan terbuka. Yang Nantinya dapat digunakan untuk berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Pematangan lapangan terbuka ini luasnya dua kali Lapangan Agatis, setiap pengerjaan berbagai fasilitas yang ada di dalam kawasan Kebun Raya Bunda Hayati, mengacu pada masterplan yang telah disusun bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),” jelasnya.
Sejak tahun 2022 yang lalu pihaknya telah mulai menyusun masterplan dengan BRIN sebagai panduan untuk membangun.
“Setiap proses pembangunan di Kebun Raya Bunda Hayati dipastikan harus sesuai dengan masterplan yang ada,”tegasnya.
Syarwani menambahkan, anggaran Rp30 miliar tahun ini selain untuk penyempurnaan berbagai fasilitas yang ada dalam kawasan kebun raya, juga untuk dibangun infastruktur dasar bangunan Amphiteater dan rumah adat tiga suku asli di Kabupaten Bulungan.
“Supaya ini nantinya benar-benar bisa menjadi kawasan publik. Bangunan panggung di depan embung nantinya bisa dijadikan ruang rekreasi masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Madya Direktorat Pengaduan Pengawasan dan Sanksi Administrasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dewi Sri Kurniawati, mengaku terkesan dengan langkah inovatif dan visioner yang dilakukan Bupati Bulungan dalam mengelola kawasan hutan di tengah kota tersebut.
“Saya pertama kali diundang kegiatan yang digelar outdoor seperti ini. Ternyata Bulungan memiliki kebun raya dan Pak Bupati (Syarwani) orangnya visioner, jika saya jadi warga Bulungan, tentu sangat bangga dengan keberadaan kebun raya ini,” ungkapnya.
Lanjut dia, pengelolaan kawasan Kebun Raya Bunda Hayati, tidak bisa dikerjakan sendirian oleh Pemerintah Daerah (Pemda). Perlu dukungan tambahan dari semua pihak, termasuk perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Bulungan.
“Kalau bisa teman-teman penanggungjawab perusahaan bisa berpartisipasi untuk Kabupaten Bulungan. Sebaiknya program corporate social responsibility (CSR) selaras dengan program Pemda,” ujarnya.
Lanjut dia, program CSR selain pemberdayaan masyarakat, juga memiliki tanggungjawab terhadap aspek lingkungan.
“Jika lingkungan baik dan sehat tentu masyarakatnya akan sehat, bisa bekerja dengan baik yang tentunya berimbas pada peningkatan ekonomi,” pungkasnya.(*)