TANJUNG SELOR – Arak-arakan penghargaan Kalpataru Punan Batu Benau Sajau keliling Kota Tanjung Selor hingga fisnish di Kebun Raya Bundayati dengan penanaman pohon endemik yang dibawa dari 74 desa yang ada di Bulungan menjadi puncak peringatan hari lingkungan hidup sedunia tahun 2024 di Kabupaten Bulungan.
Saat berada di Kebun Raya Bundayati Bupati Bulungan Syarwani, S.Pd.M.Si menyatakan komitmenya menjaga dan melindungi keaslian tradisi keseharian masyarakat Punan Batu Benau namun tidak menghilangkan hak-haknya untuk mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan sesuai amanat undang-undang.
“Menerjunkan petugas kesehatan secara periodik (berkala) menjadi komitmen kita memberikan layanan kesehatan. Termasuk membentuk sekolah rimba sebagai upaya memenuhi hak masyarakat Punan Batu Benau sesuai amanat undang-undang tanpa menghilangkan indentitasnya,”terangnya, Rabu (12/6/2024).
Menurutnya, ketika Pemda Bulungan melakukan pembangunan infrastruktur justru bisa merusak keaslian kearifan lokal masyarakat Punan Batu.
Pemda Bulungan hingga hari ini terus memperjuangkan penetapan status hutan adat kawasan tempat tinggal Punan Batu pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sehingga nantinya setelah ditetapkan sebagai hutan adat, siapapun yang memasuki kawasan hidup masyarakat Punan Batu Benau berlaku aturan dan hukum adat masyarakat setempat.
“Sayapun ketika masuk kesana jika harus berpakaian adat mereka kita harus patuhi. Misalkan tidak boleh menggunakan motor, dilarang menebang pohon dan lainya,”ungkapnya.
Dalam puncak rangkaian peringatan hari lingkungan hidup sedunia tahun 2024. Dilakukan pula penanaman tanaman endemik Kabupaten Bulungan yang dibawa oleh kepala desa dari 74 desa yang ada di Kabupaten Bulungan. Dalam kesempatan tersebut bupati menanam pohon buah lapiu buah langka yang menjadi salah satu ikon Kebun Raya Bundayati.
“Apa yang kita tanam hari ini, menandakan keberadaan kita dan menjadi warisan bagi anak-anak kita baik yang belum lahir maupun yang sudah ada saat ini,”katanya.
Bupati menjelaskan, sampai saat ini pembangunan Kebun Raya Bundayati terus berjalan. Baik penataan kawasan jogging track pembangunan lapangan seluas dua kali Lapangan Aghatis yang juga terdapat bangunan rumah tiga suku asli Bulungan, serta fasilitas lainya.
“Untuk tanaman endemik yang sudah ditanam di kawasan Kebun Raya Bundayati dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bulungan ada sekitar 26 tumbuhan asli Bulungan,’ jelasnya.
“Ada sekitar 26 jenis tanaman endemik, belum termasuk tanaman buah-buahan yang nantinya akan kita hadirkan. Tentu koleksi ini akan terus bertambah, berkoordinasi dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dalam penataanya,” lanjut Syarwani.
Untuk target tuntasnya kegiatan revitalisasi Kebun Raya Bundayati. Bupati memperkirakan tahun 2025 sudah tuntas dan sudah dapat difungsikan.
“Insya allah tahun 2025 kita bisa buka dan fungsional, yang paling penting adalah tata kelolanya. Tidak boleh dikelola secara sederhana harus dikelola dengan professional. Harus punya satu komitmen bersama bahwa kawasan ini tetap hijau dan terjaga sebagai jantung dan paru-paru udara bagi Kota Tanjung Selor,”tegasnya.
Bahkan untuk melanjutkan progres pembangunan Kebun Raya Bundayati tahun 2024 dialokasikan anggaran sekitar Rp 30 Miliar. Yang dikerjakan oleh DPUPR dan DLH Kabupaten Bulungan sebagai pengampuhnya.
Sedangkan untuk pengelolaan kebun raya nantinya akan dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) khusus yang mengani kawasan tersebut.
“Akan kita bentuk UPT khusus yang menangani Kebun Raya Bundayati ini. Saya punya keyakinan jika kawasan ini dikelola secara profesional melalui UPT dapat melakukan penyerapan tenaga kerja tidak kurang dari 100 orang,”tuntasnya (*)